29 Januari 2011

Sejarah Crop Cycle


Beberapa
fakta
di
balik
crop
circle
semakin
memperkuat
ini
bukan ulah manusia.
Warga Berbah, Sleman,
dihebohkan dengan
penampakan crop circle
atau lingkaran simetris
di sebuah persawahan.
Fenomena crop circle ini
sebelumnya lebih marak
terjadi di Inggris dan
Amerika Serikat,
sehingga sontak
membuat heboh.
Bagaimana menjelaskan
fenomena crop circle ini?
BBC melansir sebuah
tulisan dari David
Kingston, seorang
peneliti crop circle, yang
bercerita mengenai
fenomena yang diduga
sudah terjadi sejak abad
17 itu. Dalam tulisannya
berjudul "The History of
Crop Circles," Kingston
menyatakan sudah
mengamati fenomena ini
sejak pertama kali
melihatnya pada 1976.
"Saya telah menjadi
"penjaga malam" untuk
UFO di Clay Hill,
Warminster," katanya
dilansir BBC pada 2004
lalu.
Kingston melihat tiga
bulatan terpisah yang
berukuran diameter
enam kaki, bercahaya
terang, beterbangan di
atasnya selama tiga jam
di puncak Bukit Clay, lalu
bergabung menjadi satu
bulatan dan lalu bercerai
lagi. Lalu tiba-tiba salah
satu bulatan itu turun
sekitar 30 kaki dan
meluncur ke sebuah
ladang di dasar Bukit
Clay.
Saat fajar, Kingston
melihat sebuah lingkaran
di sebuah ladang gandum
di kaki bukit itu. Saat
diperiksa, tak ada
tanaman yang patah,
hanya lingkaran bulat
penuh rata berdiameter
30 kaki.
Saat itulah Kingston
menyadari telah melihat
langsung fenomena yang
pada tahun 1966
menggemparkan
Australia. Sejak itu,
Kingston berusaha
mendalami crop circle.
Dalam pencariannya itu,
Kingston menemukan
dalam literatur Prancis
mengenai fenomena
aneh di pinggir kota
Lyon. Seorang pendeta di
Lyon menyebutkan
sebuah "karya setan" di
sebuah ladang gandum
yakni "lingkaran rata."
Beberapa petani juga
mengaku kepada
Kingston pernah melihat
yang sama, namun tak
ada gambar. Ada juga
pilot yang bercerita
kepada Kingston melihat
lingkaran-lingkaran aneh
dan bahkan memfotonya.
Lingkaran-lingkaran itu
ternyata bukan hanya
muncul di ladang
gandum, namun juga di
rumput dan bahkan
tanaman seperti bit,
tebu dan sawah seperti
terjadi di Jepang. Bahkan
di Afghanistan, ada yang
melihat lingkaran serupa
di salju pegunungan yang
bertinggi 4.000 meter di
atas permukaan laut.
Sejak itu, Kingston
memulai penelitian yang
disebutnya Penyelidikan
Fenomena Tanaman.
Kingston bekerja sama
dengan sejumlah
lembaga termasuk
laboratorium Dr. William
Levengood di Amerika.
Mereka mengumpulkan
sampel crop circle dari
berbagai belahan dunia.
Hasilnya ditampilkan di
jurnal ilmiah.
Apa saja faktanya?
Formasi itu dibentuk
semacam energi, yang
memiliki kemampuan
melewati struktur
molekul tanaman tanpa
merusaknya. Energi
inilah yang memunculkan
anomali fotografis.
Ada distorsi medan
elektromagnetik bumi,
kadang muncul gambar
hantu dalam jarak dekat
dari formasi asli.
Pancaran cahaya
terekam di film atas
formasi.
Energi yang terlibat tak
dikenal digunakan di
bumi.
Beberapa formasi
meradiasikan frekuensi
kira-kira 7,5hz dalam
spektrum
elektromagnetik namun
bisa berbeda-beda di
beragam formasi.
Kingston lalu
mengelaborasi data itu
menggunakan program
komputer. Hasilnya, bisa
menghasilkan musik dan
suara indah. Fakta baru
muncul:
Frekuensi ini juga muncul
saat ada penampakan
UFO
Meski tanaman telah
dipanen, pola yang sama
berbekas minimal enam
bulan di tanah. Ini jelas
tak bisa dilakukan
manusia.
Di beberapa formasi,
kompas berotasi
mengikuti anomali
magnetik, perekam
gambar, telepon
genggam dan barang
elektronik lainnya yang
berbatere langsung
kehabisan energi.
Tanaman di luar formasi
tidak memunculkan
perubahan karakter
struktur sel seperti
tanaman dalam formasi.
Tak ada konsistensi. Di
beberapa formasi, ada
faktor suara, ada
anomali magnetik,
anomali fotografis dan
bekas di tanah.
Tanaman dalam formasi
masih bisa dipanen
Ada 80 persen formasi
yang dibentuk manusia
karena ingin sensasi.
Dan Kingston
berkesimpulan, pola
geometris itu jelas bukan
buatan manusia. Ada
misteri yang harus
dibongkar.
(teknologi.vivanews.com/